Happy Anniv, WFH!

Eli Lisnawati
2 min readMar 16, 2021

--

Kangen WFO gak?

It’s been a year! Hari ini di tahun lalu adalah hari pertama diberlakukannya Work From Home — yang masih berpikir WFH hanya akan berlangsung sebentar— tahu-tahu sudah setahun dan belum pasti akan sampai kapan. Padahal waktu itu aku baru beberapa hari masuk kantor baru. Ada banyak pelajaran, tantangan dan pastinya lebih aware dengan kesehatan. WFH sudah berlangsung selama setahun, apa saja yang sudah dikerjakan? apakah terkena burnout syndrome karena terlalu lama WFH? ingin Work From Office atau malah jadi nyaman dengan Work From Home?

Photo by Vlada on Pexels

Work From Home vs Work From Office

Yaa, diantara keduanya pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Terlepas dari apapun itu, harapan pastinya ingin Work From Office seperti semula dengan rasa aman. Tetapi pandemi ini ternyata memberi kita banyak arti. Tidak pernah terbersit akan merasakan Work From Home selama setahun dan mau tidak mau kita harus beradaptasi. Awalnya merasa senang karena waktu bekerja menjadi fleksibel. Waktu yang biasanya dihabiskan saat perjalanan ke kantor, saat macet-macetan, jadi bisa dipakai untuk hal-hal lain (read: tidur lebih lama, nonton Netflix, hehe) disela-sela menyelesaikan pekerjaan. Manajemen waktu jadi kunci, harus tahu kapan kerja dan kapan bisa rebahan. Fleksibilitas ini ada plus minus juga sih. Ada yang malah jadi overworked dan berdampak ke kesehatan mental. Mengutip dari tulisan menarik Mas Kevin Aluwi:

It’s equally easy to also overwork yourself when working from home. Be mindful of your on-screen time.

Nah, kalau dari segi produktivitas gimana ya? Menurut survei yang dilakukan oleh Forbes, produktivitas karyawan mengalami peningkatan sebesar 47% saat menjalankan Work From Home dibandingkan Work From Office. Kalau aku sendiri saat WFH ini sempat naik turun. Ada masa dimana merasa sangat produktif, benar-benar onfire mengerjakan pekerjaan bahkan sampai tengah malam. Ada juga saat-saat semangat itu menurun dan berimbas pada produktivitas. Bisa dibilang sempat burnout juga. Kalau sudah di titik itu, coba ingat lagi objective kita bekerja untuk apa dan ingat lagi elemen yang disuka dari pekerjaan kita. Memang perlu untuk terus menggali informasi terbaru, mencoba hal-hal baru agar tidak buntu.

Tetapi kalau stuck, lebih baik berhenti. Beri nafas untuk diri sendiri.

Enaknya WFH itu jadi punya quality time sama keluarga. Biasanya kerja kerja kerja, eh gak punya waktu sama keluarga. Situasi di rumah juga jadi faktor penting dalam Work From Home. Pasti ada distraksi yang membuat fokus terpecah-pecah. Buatlah suasana kerja yang menyenangkan, misal dengan membuat work desk senyaman mungkin, cari spot terbaik di rumah, atau dengan puter lagu yang jadi moodbooster.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Merasa bosan karena terlalu lama WFH itu wajar. It’s not just your problem. Ingat untuk terus bersyukur, bersyukur dan bersyukur. Ditengah kesulitan seperti sekarang masih bisa bekerja. Work From Home bukan untuk berleha-leha. Ingat, kamu juga butuh untuk self development jadi harus terus belajar, belajar dan belajar. Semangat!🔥

--

--